Logo umroh berkah

Artikel

3 Syarat Penting yang Membuat Proses Ibadah Haji bisa Diterima atau Mabrur

3 Syarat Penting yang Membuat Proses Ibadah Haji bisa Diterima atau Mabrur

Dalam proses pelaksanaan ibadah haji, jamaah akan menemukan istilah haji mabrur atau mardud. Istilah tersebut digunakan untuk mendeskripsikan apakah pelaksanaan ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah diterima atau ditolak. Agar syarat penting yang membuat proses ibadah haji bisa diterima atau mabrur. Setiap jamaah harus mengetahui dan mempelajarinya.

Syarat yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan gelar haji mabrur ini sebenarnya cukup sederhana namun sulit untuk dihindari. Beberapa diantaranya bersangkutan dengan niat, sumber finansial yang digunakan untuk perjalanan ibadah dan keruntutan dalam pelaksanaan ibadah haji. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap terkait syarat mendapatkan gelar haji mabrur!

Syarat Penting Agar Ibadah Haji Mabrur

1. Niatnya

Persyaratan pertama yang akan menjadi penentu apakah ibadah haji yang dilakukan seseorang bisa diterima atau ditolak oleh Allah SWT. Dalam perjalanan ibadah haji, seseorang harus bisa mengatur niat untuk semata-mata hanya beribadah kepada Allah. Dan bukan karena alasan yang berhubungan dengan duniawi atau hubungan antara manusia dengan manusia.

Alasan yang membuat ibadah haji seseorang tidak diterima adalah karena memiliki niat yang berhubungan dengan tujuan dunia seperti ingin mendapatkan pujian atau bahkan pengakuan. Itulah mengapa seseorang harus memutuskan melakukan perjalanan ibadah haji setelah siap secara keimanan dan juga finansial untuk perjalanan ibadah yang sakral.

2. Menggunakan Harta yang Halal

Selanjutnya, ibadah haji juga perlu dilakukan dengan menggunakan uang yang halal. Hal ini juga menjadi penentu apakah ibadah haji yang dilakukan akan diterima atau ditolak oleh Allah SWT. Persyaratan yang diberikan untuk melakukan ibadah haji ini memang terkesan sangat sederhana namun perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dengan baik.

Pastikan bahwa sumber pendanaan yang digunakan untuk menjalankan ibadah haji datang dari sumber yang halal dan bersih. Tidak boleh ada sedikit uang pun yang didapatkan dari hasil menipu atau mengerjakan sesuatu yang haram menurut ajaran islam. Calon jamaah harus yakin sepenuhnya dengan sumber finansial yang digunakan untuk ibadah haji.

3. Menjaga Sikap dan Perilaku

Untuk meyakinkan diri bahwa ibadah yang sudah dijalankan bisa diterima oleh Allah SWT, seseorang harus berusaha menjauhi perbuatan maksiat, menjaga lisan, dan perbuatan. Persyaratan ini sebenarnya tidak hanya perlu dilakukan saat menjalankan ibadah haji. Setiap umat muslim diwajibkan untuk memiliki perilaku yang baik dan sopan setiap saat.

Itulah mengapa kebiasaan tersebut juga harus dijalankan selama menunaikan ibadah haji. Para jamaah harus menghindari kegiatan atau perbuatan yang bernilai maksiat. Hal ini berlaku untuk segala bentuk perbuatan mulai dari perkataan dan juga perbuatan. Selanjutnya, menjaga lisan dan juga perilaku selama di tanah suci juga perlu diperhatikan.

Jangan sampai selama perjalanan haji Kamu menyakiti perasaan orang lain dengan memberikan ucapan lisan yang tidak baik. Hindari juga perkataan kotor yang mungkin sebelumnya sering dilakukan. Selain menjaga lisan dan juga perbuatan, seorang jamaah juga perlu mempelajari tentang rukun dan juga syarat wajib menjalankan ibadah haji.

Rukun haji dan juga syarat sahnya perlu dilakukan sesuai dengan urutannya. Sebelum keberangkatan haji pasti para jamaah akan mendapatkan bimbingan manasik untuk mempelajari runtutan pelaksanaan ibadah haji. Agar perjalanan haji bisa lebih nyaman dan menyenangkan, calon jamaah bisa memilih keberangkatan bersama Pusat Umroh dan Haji Terpercaya.

 

 

 

Konsultasi