Waspada Haji Ditolak, Begini Ciri Haji Mardud Menurut Para Ahli
Perjalanan haji yang dilakukan oleh jamaah setelah menyelesaikan administrasi dan waktu tunggu cukup lama tentu perlu diselesaikan dengan niat yang suci. Pastikan bahwa tidak ada niatan sedikitpun untuk melakukan ibadah karena tuntutan orang lain atau bahkan ingin mendapatkan sebuah pengakuan. Hal tersebut sudah termasuk sebagai ciri haji mardud menurut para ahli.
Haji mardud adalah istilah yang diberikan untuk para jamaah yang proses ibadahnya ditolak Allah SWT. Tidak ada seseorang yang berhak memberikan penilaian tentang hal ini, namun ada berapa ciri yang bisa dipelajari untuk diri sendiri terkait ciri ibadah haji yang diterima dan ditolak oleh Allah SWT. Untuk lebih jelasnya, inilah karakteristik ibadah haji yang Mardud!
Ciri Haji Mardud Menurut Ahli
1. Niatnya Keliru
Istilah Mardud ini adalah istilah yang mendeskripsikan tentang sesuatu yang bertolak belakang dengan istilah Haji Mabrur. Seseorang yang kemungkinan mendapatkan penolakan dari proses ibadah yang dilakukan bisa disebabkan dari niat yang salah atau keliru. Proses ibadah ini harus diniatkan untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta.
Jangan sampai ada niatan lain yang dimunculkan seperti untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain atau tujuan lainnya. Munculnya rasa sombong dan ingin mendapatkan pujian dari orang lain juga sudah termasuk niat yang salah dari niat haji dan menjadi ciri haji Mardud. Apalagi jika ibadah suci ini dilandasi dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dan juga popularitas di tengah masyarakat.
Memanfaatkan pelaksanaan haji untuk mendapatkan status sosial sudah menjadi niat yang sangat keliru. Ibadah haji ini bukanlah ibadah yang bisa dijadikan sebagai bahan mainan. Orang yang ditunjuk Allah SWT untuk menjadi tamunya harus memiliki niat yang tulus dan suci. Meskipun terlihat sederhana, namun menata niat sebelum berangkat haji memerlukan kondisi mental dan emosional yang kuat.
2. Menjalankan Ibadah Tidak Sesuai Syariat
Ciri haji mardud selanjutnya adalah seseorang menjalankan ibadah haji tidak sesuai dengan tuntunan atau syariat islam. Itulah mengapa setiap jamaah yang hendak melaksanakan perjalanan ibadah haji perlu mengikuti latihan atau manasik haji. Pelaksanaan ibadah haji ini harus dilakukan secara berurutan mulai dari melaksanakan ihram hingga selesai.
Mengikuti manasik atau bimbingan sebelum keberangkatan menjadi salah satu penentu untuk bisa menjalankan ibadah dengan baik. Jika kegiatan tersebut diloncati maka dapat dipastikan akan bingung dan tidak paham tentang runtutan ibadah yang perlu dilakukan. Apabila ibadah haji dilakukan tidak sesuai dengan urutannya maka ibadah tersebut dinyatakan tidak sah.
3. Melakukan Perbuatan Dosa
Terakhir, jamaah yang ibadahnya ditolak bisa juga disebabkan oleh perbuatan dosa yang telah diperbuat. Menjaga sikap dan perilaku selama beribadah di tanah suci memang perlu dilakukan. Setiap jamaah harus menjaga dan menghindari kebiasaan buruk yang sering dilakukan. Selain saat menunaikan ibadah haji, kebiasaan ini perlu dibawa hingga seterusnya.
Ciri haji Mardud yang paling mudah untuk diketahui adalah saat dimana seseorang masih sering melakukan sesuatu yang bernilai dosa setelah menunaikan ibadh haji. Meskipun melihat sesuatu yang bernilai buruk, seseorang tidak boleh menghakimi para jamaah haji. Seseorang yang bisa menyimpulkan dan merasakannya tentulah individu atau jamaah itu sendiri.
Memahami ciri dari haji yang ditolak ini bisa dijadikan pelajaran bagi calon jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Menata niat dan juga menjaga kebiasaan baik akan menjadi nilai positif dalam menjalankan ibadah haji. Agar perjalanan bisa dilakukan dengan penuh ketenangan, calon jamaah bisa memilih perjalanan bersama Pusat Umroh dan Haji Terpercaya.