Artikel

6 Dalil Tasawuf dalam Al Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW

Pengertian-dan-Dalil-Tasawuf-dalam-Al-Quran

Tasawuf memiliki keterkaitan dengan sufisme dan para sufi karena ajaran tersebut memang dikembangkan oleh mereka. Tasawuf sendiri merupakan cabang ilmu agama Islam yang menitikberatkan pada dimensi spiritual dalam Islam. Dalil tasawuf dalam kitab suci Al Qur’an bisa ditemukan dalam berbagai surah.

Selain dalam Al-Qur’an, tasawuf juga bisa ditemukan pada perilaku Rasulullah saw..Tasawuf menekankan pada aspek kerohanian yang mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia. Kendati demikian, tasawuf tidak mengerdilkan kehidupan dunia apalagi menganggapnya tidak penting.

Pengertian Tasawuf Menurut Para Ahli

Dalam buku Ilmu Tasawuf yang ditulis oleh Samsul Munir Amin, secara etimologis tasawuf berasal dari bahasa Arab, “tashawwafa, yatashawwafu”. Selain kata tersebut, ada juga yang memberi penjelasan, asal kata tasawuf adalah Shaf yang artinya bulu domba. Apa kaitannya ajaran ini dengan bulu domba.

Maksud bulu domba adalah penganut tasawuf hidupnya sederhana, tetapi memiliki hati yang mulia. Mereka tidak mengenakan pakaian sutra dan memilih kain dari wol (dari domba). Pengertian tasawuf juga bisa diketahui dan dipelajari dari pendapat para ahli. Berikut adalah definisi tasawuf menurut para ahli.

1. M. Amin Syukur

Tasawuf adalah latihan dengan keseriusan untuk membersihkan hati, memperdalam aspek kerohanian untuk mendekatkan diri sebagai manusia kepada Allah swt. dan mempertinggi iman. Seluruh perhatiannya hanya terfokus kepada Allah swt.

2. Syaikh Ibnu Ajibah

Tasawuf adalah ilmu yang membawa seseorang agar bisa dekat dengan Allah swt. dengan cara menyucikan rohani dan mempermanisnya dengan amal saleh. Jalan tasawuf yang ke-1 dengan ilmu, yang ke-2 dengan amal, dan yang ke-3 adalah karunia ilahi.

3. Al-Junaidi

Tasawuf adalah kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan, menjauhi hawa nafsu, mendekati hal yang diridhai Allah, memadamkan kelemahan, memberi nasehat kepada semua orang, memegang erat janji Allah, bergantung pada ilmu hakikat, dan mengikuti contoh yang diajarkan Rasulullah.

4. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Tasawuf adalah mensucikan hari dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan taubah, ikhlas, dan khalwat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), khalwat adalah mengasingkan diri untuk menenangkan pikiran, mencari ketenangan batin, dan sebagainya.

Dari berbagai teori mengenai tasawuf, tasawuf bisa dibagi menjadi 3 bagian. Ketiganya adalah tasawuf falsafi, tasawuf amali, dan tasawuf akhlaki. Falsafi menggunakan pendekatan pemikiran. Amali menggunakan pendekatan amaliah (wirid, zikir, dll). Akhlaki menggunakan pendekatan akhlak (perilaku).

Dalil Tasawuf dalam Al-Qur’an

Setelah mengerti arti tasawuf dalam Islam saatnya mengetahui dalil tasawuf dalam Al-Qur’an. Terdapat ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki kaitan dengan tasawuf. Sebenarnya, tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang secara spesifik berbicara mengenai tasawuf, sebagaimana kita mengetahui ajaran tersebut saat ini.

Namun, inti dari ajaran tasawuf bersumber dari Al-Qur’an. Para sufi menyandarkan dasar pemahaman mereka melalui ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat tersebut menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan ajaran tasawuf. Berikut dalil tasawuf dalam Al-Quran yang perlu Anda ketahui.

1. QS Al-Kahfi Ayat 65

“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

QS Al-Kahfi ayat 65 mengisahkan pertemuan Nabi Musa a.s. dengan Nabi Khidr. Nabi Khidr memiliki keilmuan yang tinggi dan hal tersebut mendorong Nabi Musa untuk belajar kepadanya. Sebagai seorang manusia, hendaknya selalu menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan rahmat Allah swt. sangat luas.

2. QS Qaf Ayat 16

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

Dalil tasawuf ini memang cukup populer. Allah swt. sebenarnya senantiasa dekat dengan hamba-Nya, melebihi nadi di lehernya. Allah swt. mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada apapun yang tersembunyi bagi-Nya. Setiap perbuatan dan perilaku dalam kehidupan selalu diketahui oleh-Nya.

3. QS Al-Baqarah Ayat 186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Ayat tersebut membuat manusia memahami, Allah swt. dekat kepada hamba-Nya. Karena kedekatannya tersebut, manusia hendaknya tidak ragu untuk berdoa kepadanya. Berdoa dan melakukan berbagai amalan tentu akan membuat mereka secara spiritual lebih pasarah dan lebih dekat dengan Allah swt.

4. QS Al-Baqarah Ayat 115

“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Selain menjelaskan soal penentuan arah kiblat ayat ini dimaknai sebagai ayat yang membantah keyakinan bahwa Allah swt. memiliki tempat. Doa dan dan ibadah kemanapun diarahkan pasti akan sampai dan diketahui allah swt. Kendati demikian, ibadah dan doa tetap harus dilakukan sesuai syariat Islam.

6. QS Ar-Rad Ayat 28

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.”

Hati yang bersih akan membawa manusia pada kedamaian dan ketentraman yang hakiki dan membuat hati sesama dan lingkungan menjadi sejuk. Hal sebaliknya akan terjadi pada hati yang penuh kedengkian. Hati yang kotor tidak akan membawa kedamaian dan membuat manusia dan lingkungannya hancur.

Hati yang bening terwujud pada manusia yang memperbaiki hubungannya dengan Sang Ilahi. Mereka yang tentram dan damai senantiasa mengingat Allah. Mereka yang mengingat Allah pasti tentram dan damai. Ada hubungan dan kesinambungan antara keduanya. Damai dan mengingat Allah swt. itu satu paket.

Dalil Tasawuf dalam Kisah Rasulullah

Selain dalam ayat Al-Qur’an , tasawuf juga bisa ditemukan dalam kisah Rasulullah. Dalam berbagai hadis, Rasulullah saw. hidup dengan sangat sederhana. Bahkan, Rasulullah terkadang mengenakan pakaian yang ada tambalannya. Beliau beribadah kepada Allah swt. dan tidak makan serta minum selain yang halal.

Pada satu kesempatan, Aisyah r.a. bertanya kepada Rasulullah mengenai kesederhanaannya, Rasulullah menjawab, “Apakah engkau tidak menginginkan aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah?”. Ada satu hadis yang dianggap sebagai indikasi Rasulullah saw. berbicara mengenai kehidupan tasawuf.

من عرف نفسه فقد عرف ربه

Artinya: ’’Siapa yang mengenal dirinya, maka sesungguhnya akan mengenal Tuhannya.’’

Manusia perlu mengenal dirinya secara lahiriah dan batiniah. Hal tersebut diperlukan untuk memahami karakteristik diri dan terutama memahami godaan tersulit yang dihadapi. Dengan demikian, manusia bisa menguatkan imannya untuk menghadapi kesulitan tersebut. Kemananpun akan semakin kuat.

Dalil tasawuf dalam Al-Qur’an akan senantiasa mengingatkan hamba-Nya bahwa spiritualitas memang ada dalam Islam. Landasan pemikiran dalam tasawuf juga bersumber dari perilaku Rasulullah saw. Tasawuf bisa jadi ajaran terbaik untuk Anda yang ingin mendalami filosofi dan teori perilaku dalam Islam.

Konsultasi