Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah disyariatkan Islam untuk mendidik manusia agar senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT. Salah satu jenis ibadah yang ada dalam agama Islam yaitu ibadah mahdhah.
Ibadah tersebut merupakan jenis ibadah yang pelaksanaanya tidak sah apabila dilakukan tidak berdasarkan pada rukunnya. Lalu apa saja yang termasuk ke dalam jenis ibadah tersebut? Simak informasi lebih lanjut mengenai ibadah ini pada artikel berikut.
Pengertian Ibadah Mahdhah
Berdasarkan ilmu fiqih, mahdhah merupakan jenis ibadah yang terkait langsung dengan Allah SWT. Jadi ibadah ini mempunyai sifat yang murni, artinya semua ketentuan dalam pelaksanaanya mengikuti ketetapan Allah SWT dan tidak boleh diubah-ubah.
Hal ini sesuai dengan arti mahdhah dalam Bahasa Arab, yaitu murni atau tidak tercampur dengan hal lainnya. Bentuk amalan dari ibadah ini mulai dari syarat, tata cara dan rukunnya sudah ditetapkan di dalam nas Al-Quran atau hadits.
Ibadah ini dikerjakan karena adanya perintah langsung untuk melaksanakannya, melalui wahyu Allah SWT. Sehingga menjadi sebuah penghambaan murni, yang menunjukkan hubungan langsung antara hamba dengan Allah SWT.
Hal ini ditunjukkan dengan tiga ciri di dalamnya diantaranya yaitu jenis ibadah ini berupa amalan dan ucapan yang asalnya dari penetapan dalil syariat, maksudnya adalah ucapan dan perkataan tersebut tidak akan bernilai kecuali untuk beribadah.
Ciri kedua yaitu ibadah ini hanya dapat diketahui melalui jalan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para Rasul-Nya. Jadi tidak ada jalan lain, termasuk itu dari budaya atau akal manusia.
Ciri yang terakhir yaitu ditunjukkan dengan maksud agar setiap muslim mengerjakannya. Dengan demikian, akan mendapatkan pahala di akhirat.
Prinsip Ibadah Mahdhah
Mahdhah sebagai salah satu jenis ibadah yang ada di dalam Islam, juga memiliki beberapa prinsip. Di dalam buku Kitab Lengkap Panduan Shalat, dijabarkan mengenai beberapa prinsip yang terkandung di dalamnya, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Harus Berdasarkan Pada Dalil Perintah
Ibadah ini tidak boleh ditetapkan berdasarkan pada logika atau akal, karena keberadaanya merupakan murni melalui peranan wahyu. Dalil perintah ini juga harus berdasarkan sumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, dalam proses pelaksanaan ibadahnya.
Jadi ketentuan yang sudah ada di dalam dalil perintah tidak boleh diubah-ubah, harus mengikuti ketetapan yang terdapat di dalam Al-Quran
2. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Sesuai Dengan yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW dengan tujuan untuk mengutusnya menjadi contoh dan tauladan yang baik bagi umatnya. Apa yang dicontohkan dan diberikan Rasulullah SAW terimalah dan apa yang dilarang maka tinggalkanlah.
Dengan demikian, Anda akan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
Apabila seseorang mengada-ada dalam melaksanakan ibadah mahdhah, serta tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW, maka ibadah yang didirikan akan tertolak.
3. Berasaskan Taat
Dalam melaksanakan ibadah ini, titik poin yang dituntut dari seorang hamba adalah ketaatan dan kepatuhan terhadap Allah SWT. Seorang yang sudah beriman kepada Allah meyakini bahwa kewajiban yang diperintahkan kepadanya semata-mata adalah untuk kebahagiaannya.
Maka dari itu seorang yang taat ataupun ingkar kepada-Nya tidak akan ada manfaat atau mudharatnya bagi Allah SWT.
4. Bersifat Supra Rasional
Bersifat rasional di sini artinya adalah di atas jangkauan akal manusia. Mengapa demikian? Karena ibadah ini bukan ukuran logika karena ibadah tidak ada di dalam kapasitas pikiran akal, namun wilayah wahyu.
Akal di sini hanya berfungsi untuk memahami rahasia di balik ibadah yang dilaksanakan, dalam hal ini disebut sebagai hikmah tasyri’.
Contoh Ibadah Mahdhah
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa jenis ibadah ini, pelaksanaannya dan tata caranya telah diatur dalam Al-Quran dan hadits. Untuk memahami lebih lanjut mengenai jenis ibadah yang satu ini, berikut merupakan beberapa contoh ibadahnya:
1. Sholat 5 Waktu
Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan sholat 5 waktu, hal ini tertera di dalam Al-Quran diantaranya adalah sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Pelaksanaan ibadah sholat juga harus sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Jadi tidak diizinkan untuk menambah ataupun menguranginya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu:
“Salatlah kamu sebagaimana aku mengerjakan salat.” (HR. Bukhari).
2. Wudhu
Wudhu adalah salah satu cara untuk mensucikan anggota tubuh menggunakan air yang bersih dan mengalir. Sebelum melaksanakan sholat, setiap muslim wajib untuk bersuci, karena menjadi salah satu syarat sah dari sholat.
3. Puasa di Bulan Ramadhan
Umat muslim juga wajib untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan selama satu bulan penuh. Puasa menjadi ibadah yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Semua ketentuan puasa sudah ada di dalam Al-Quran dan hadits.
4. Zakat Fitrah
Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan atau tepatnya yaitu pada Idul Fitri selain berpuasa adalah zakat fitrah.
5. Haji Bagi yang Mampu
Haji juga menjadi salah satu kewajiban umat Islam, khususnya bagi yang mampu. Ibadah haji adalah kegiatan menziarahi ka’bah dengan melaksanakan beberapa rangkaian ibadah yang dilaksanakan di masjidil haram dan sekitarnya.
Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah beragama Islam, usia dewasa, berakal sehat, sehat secara jasmani dan rohani, mampu secara fisik, mental dan materi.
Maksud dari mampu secara materi di sini adalah tidak boleh memperjual satu-satunya sumber kehidupan, karena hal ini bisa menimbulkan dampak negatif bagi dirinya serta keluarga.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang murni dan pelaksanaanya sudah ditetapkan langsung di dalam Al-Quran dan hadits. Contoh dari jenis ibadah ini diantaranya adalah sholat, wudhu, puasa, zakat fitrah, haji dan lain sebagainya.