Logo umroh berkah

Artikel

Jenis Taubat Menurut Ulama dan Berdasarkan Segi Pelaksanaanya

Setiap manusia tentu memiliki dosa yang suatu saat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Meski begitu, Allah SWT akan mengampuni setiap hambanya yang melakukan taubat dengan sungguh-sungguh. Cara bertaubat sendiri harus disesuaikan dengan jenis taubat yang ingin dilakukan.

Hal ini karena sejatinya diantara mereka ingin melakukan pertaubatan setelah melakukan banyak dosa. Selain itu, ada pula yang ingin bertaubat dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas amalannya selama masih hidup.

Macam-Macam Taubat Menurut Ibnu Taimiyah

Ibnu Taimiyah adalah ulama besar yang mengedepankan segala sesuatunya bersumber pada Al Qur’an dan As-sunnah. Beliau menyebutkan bahwa taubat terbagi dalam dua jenis, yaitu taubat wajib dan taubat sunnah.

1. Taubat Wajib

Taubat wajib adalah taubat yang dilaksanakan oleh seorang muslim karena telah meninggalkan perintah Allah SWT. Jenis taubat sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh mereka yang terbebani syariat atau mukallaf.

Sebagaimana firman Allah yang tercantum dalam Surah At Tahrim ayat 8 seperti berikut ini:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-murninya”. Mereka yang melakukan taubat wajib ini digolongkan dalam kelompok abrar, atau orang-orang yang baik”

2. Taubat Sunnah

Taubat sunnah dapat diartikan sebagai taubat yang dilaksanakan karena telah meninggalkan amalan sunnah. Seorang muslim yang bertaubat dari hal ini maka akan dimasukkan dalam golongan muqarabbin. Muqarrabin adalah mereka yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan memiliki derajat tinggi.

Macam-Macam Taubat Menurut Imam Al Ghazali

Selain Ibnu Taimiyah, ulama islam lainnya yang mengkelompokkan taubat adalah Imam Al Ghazali. Setidaknya ada 3 macam taubat sesuai kualitas amal seseorang, yakni Taubat, Firar dan Inabat. Tingkatan tertinggi adalah Inabat karena senantiasa bertaubat dengan maksud untuk memperbaiki amalan.

1.  Taubat

Taubat adalah suatu tindakan menyesali segala kemaksiatan untuk kembali kepada ketaatan dan penghambaaNya. Seperti misalnya orang yang awalnya gemar berghibah dan menyebar fitnah di lingkungannya. Lalu bertekad dengan sungguh-sungguh untuk meninggalkannya dengan bertaubat.

2. Firar

Firar diartikan sebagai tindakan untuk menjauhkan diri dari suatu kemaksiatan menuju ketaatan. Pelaku firar adalah mereka yang sadar akan kesalahan atau dosa sehingga berusaha melakukan perbuatan baik. Semua ini dilakukan dengan sengaja untuk menghindari perbuatan maksiat semata-mata karena Allah.

Seperti misalnya menghindari makanan haram, minuman keras, berupaya tidak melakukan ghibah, tindakan korupsi dan lainnya. Meskipun dalam kondisi yang sulit, pelaku fiar tidak pernah putus asa untuk memperbaiki diri.

3.  Inabat

Macam-macam taubat yang terakhir menurut Imam Al Ghazali adalah taubat inabat. Taubat ini dilakukan oleh mereka yang ingin taubat secara terus-menerus, meskipun tidak melakukan dosa. Hal ini karena sudah menjadi kebiasaannya untuk selalu mendawamkan taubat dan mendekatkan diri kepada Allah.

Jenis Taubat Ditinjau dari Segi Pelaksanaannya

Dalam agama Islam, ternyata masih ada beberapa macam taubat jika ditinjau dari segi pelaksanaannya. Jenis tersebut meliputi taubat secara lisan, taubat dalam hati, taubat sesungguhnya dan taubat yang diikuti perbuatan baik.

1. Taubat di Dalam Hati

Sesuai namanya, taubat dalam hati adalah salah satu taubat yang dilakukan sepenuhnya dari dalam hati. Orang yang melakukan taubat ini memiliki komitmen untuk tidak pernah mengulangi kesalahan yang pernah dibuat.

Hal tersebut dilakukan lantaran sudah merasakan penyesalan yang begitu mendalam dan tulus dari hati. Apapun kondisinya, maka akan selalu bertekad untuk menjauhi segala dosa demi mendapatkan ridho Allah SWT.

2. Taubat Melalui Lisan

Maksiat lisan merupakan segala macam perbuatan buruk yang dilakukan melalui lisan yang tajam. Adapun beberapa contohnya adalah bergunjing (ghibah), bersumpah palsu, fitnah, ingkar janji, dan masih banyak lagi. Berdosalah seorang muslim yang tidak mampu menjaga lisannya untuk berkata baik.

Meskipun begitu, Allah masih membuka pintu maaf untuk mereka yang ingin menebus semua kesalahannya. Salah satunya melalui taubat secara lisan yang menjadi langkah formal untuk dilakukan semua orang.

Cara melaksanakan taubat secara lisan bisa dibilang cukup mudah, yakni mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar seperti Astaghfirullah’aldzim adalah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

3. Taubat Nasuha

Taubat sesungguhnya atau taubat nasuha adalah salah satu hal yang sangat dianjurkan untuk kaum muslimin. Bahkan, Allah memerintahkan hambanya untuk melaksanakan taubat nasuha dengan semurni-murninya.

Pelakunya harus memiliki keinginan kuat sehingga tidak kembali dalam dosa tersebut selama sudah bertaubat. Maka dari itu, tidak diperbolehkan menyisakan keraguan dalam hati dan penundaan untuk melaksanakan taubat ini.

Terlaksananya taubat ini karena adanya rasa khawatir dan takut terhadap Allah SWT dan adzan yang mungkin datang. Bukan untuk alasan yang bersifat keduniawian seperti menjaga kedudukan, kewibawaan, dan kepemimpinan. Taubat nasuha mampu membersihkan pikiran pelakunya dari segala perbuatan dosa.

4. Taubat yang Senantiasa Diiringi Perbuatan Baik

Setiap orang yang ingin melakukan taubat maka sebaiknya selalu menyertai dirinya dengan perbuatan baik. Hal tersebut karena kebaikan mampu menghapuskan dosa atau perbuatan buruk yang terjadi di masa lalu.

Lebih dari itu, kebaikan yang baru dilaksanakan setelah keburukan ternyata dianggap lebih baik. Perbuatan baik ini timbul dari hati yang paling mendalam sehingga menunjukkan bahwa hatinya sudah baik. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadits Tarmidzi bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Susulkan dosa dengan kebajikan, niscaya kebajikan itu akan menghapusnya” (HR Tirmidzi).

Seperti misalnya jika dulunya sempat membicarakan keburukan seseorang di hadapan orang lain. Maka kebaikannya adalah dengan memuji orang tersebut dihadapan banyak orang yang diajak berghibah sebelumnya.

Orang-orang yang masa lalunya pernah membaca buku-buku buruk atau mungkin yang dilanggar agama. Maka kebaikannya sekarang ini bisa dimulai dengan membaca kitab suci Al Qur’an, kitab hadis dan berbagai ilmu islam.

Itulah beberapa jenis taubat yang penting dipahami sebelum melakukan pertaubatan sesuai syariat Islam. Pastinya dapat disesuaikan, seperti taubat untuk menyesali perbuatan dosa atau memperbaiki kualitas amalnya. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan senantiasa meridhoi jalan yang diambil.

Konsultasi