Ucapan mendengar musibah sesuai anjuran Islam adalah kalimat istirja. Kata ini bukan kata yang asing karena lumrah diucapkan ketika Anda terkena musibah atau mendengar orang lain mendapatkan musibah. Versi lengkap dari kalimat istirja hendaknya juga diketahui agar ucapan bisa dilanjutkan dengan doa.
Musibah dan cobaan adalah kejadian yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia. Siapapun pernah mengalaminya, tidak terkecuali nabi dan rasul-Nya. Musibah dan cobaan harus dihadapi dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Doa untuk menghadapi musibah sebaiknya diketahui oleh setiap muslim.
Penjelasan Musibah dalam Islam
Apabila musibah menimpa orang-orang yang sholeh, maka musibah tersebut merupakan sebuah ujian serta cobaan untuk mereka. Orang-orang sholeh yang terkena musibah sedang diuji sekuat apa keimanan mereka kepada Allah SWT. Makna musibah yang berbeda akan dirasakan oleh mereka yang kufur nikmat.
Musibah yang menimpa orang yang kufur nikmat dan ingkar merupakan suatu peringatan agar mereka kembali ke jalan Allah SWT. Musibah adalah keniscayaan yang akan dialami oleh semua orang dan merupakan ketetapan atau takdir Allah SWT. Kendati demikian, musibah juga terjadi karena ulah manusia.
Salah satu makna terdalam dari musibah dan bencana adalah kejadian tersebut merupakan pengingat bahwa manusia adalah makhluk yang powerless, rapuh, dan rendah. Musibah bagi orang-orang yang beriman dan berpikir akan membuat mereka menjauhi sifat sombong dan perilaku merasa “yang paling”.
Ucapan Mendengar Musibah yang Dianjurkan dalam Islam
Jihan Najla Qatrunnada dalam artielnya yang berjudul Apa Kata yang Diucapkan ketika Mendapat Musibah dalam Islam? yang dipublikasikan di situs Detik, menjelaskan mengenai kata apa yang diucapkan ketika mendapatkan musibah dalam Islam. Kata yang diucapkan merupakan kata yang sering Anda dengar.
Dalam buku berjudul Perintah & Larangan dalam Surat Al-Baqarah oleh dan bagi Pemula yang dikarang oleh W. Suryasoemirat dan S. I. G. Soentono, kata yang dicuapkan ketik mendapatk musibah disebut kata istirja. Kata tersebut tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 156 yang berbunyi,
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)”.
Anda tentu familiar dengan kata “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”. Kata tersebut merupakan ucapan ketika mendengar musibah yang sudah pasti diketahui dengan baik oleh umat Islam. Menurut Muchtam Al Bantani dalam bukunya Terjemahan Superlengkap Juz Amma, lafaz tersebut adalah kalimat istrja.
Tanpa sadar, ucapan mendengar musibah yang diketahui sebagai kalimat istirja sering Anda sebutkan. Ucapan tersebut bisa dibaca ketika mendapat musibah besar maupun kecil. Umumnya, kata tersebut terdengar dan diucapkan ketika ada orang yang meninggal, ada kecelakaan, atau ketika sedang takut.
Ucapan mendengar musibah tersebut bertujuan untuk mengingatkan kita agar menjadi hamba yang sabar. Rasulullah SAW menjelaskan, mereka yang membaca “innalillahi” dan bersabar ketika ditimpa musibah akan mendapatkan rahmat, keberkahan, dan petunjuk Allah SWT serta mendapatkan pahala.
Kalimat istirja tidak hanya diucapkan ketika berhadapan dengan musibah atau bencana, tetapi juga ketika berhadapan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan. Kalimat istirja yang diucapkan secara rutin akan selalu mengingatkan Anda bahwa Allah SWT adalah zat yang Maha Kuasa dan memiliki segalanya.
Doa Ketika Mendapatkan Musibah yang Dibaca Rasulullah SAW
Umat Islam dianjurkan untuk berdoa ketika mereka mendapatkan musibah. Mereka juga dianjurkan untuk mendoakan mereka yang mendapatkan musibah. Doa ini merupakan kelanjutan dari kalimat istirja dan mudah untuk dihafal. Sayangnya, tidak semua muslim mengetahui dengan baik adanya doa tersebut.
Dilansir dari NU Online, doa ketika mendengar musibah yang dibaca oleh Rasulullah SAW adalah,
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
Selain ucapan mendengar musibah (kalimat istirja), umat Islam dianjurkan juga untuk melanjutkan ucapan tersebut dengan doa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan pahala sekaligus mendapatkan kekuatan dan keikhlasan ketika berhadapan dengan musibah dan cobaan.
Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah yang Menimpa Orang Lain
Doa dan ucapan mendengar musibah harus dibarengi dengan sikap yang mencerminkan adab seorang muslim ketika menghadapi mereka yang terkena musibah. Adab ini berlaku umum, tidak hanya untuk orang-orang terdekat, tetapi juga untuk mereka sesama manusia yang terkena musibah dan cobaan.
Berikut sikap seorang muslim dan adab ketika menghadapi musibah yang menimpa orang lain.
1. Mendoakan yang Mendapatkan Musibah
Mendoakan mereka yang terkena musibah adalah bentuk kepedulian dan harapan agar mereka mendapat kesabaran dan kemudahan ketika berhadapan dengan ujian tersebut. Doa menghadapi musibah sudah Anda ketahui dan tentu saja doa tersebut dianjurkan untuk dipanjatkan ketika musibah dan cobaan datang.
2. Menjenguk
Menjenguk mereka yang terkena musibah akan memberi dukungan moral untuk upaya mereka menghadapi musibah yang diderita. Jika memang diperbolehkan dan memungkinkan, jangan ragu untuk melakukannya. Hadirnya Anda bisa memberi tambahan motivasi dan semangat pemulihan pasca musibah.
3. Memberi Bantuan
Sama seperti menjenguk, jika memang memungkinkan dan diperbolehkan, jangan ragu untuk memberi bantuan material kepada mereka yang mendapatkan musibah. Selain bantuan material, bantuan berupa tenaga, pengaruh, dan bantuan dalam bentuk non-fisik lain juga dianjurkan untuk diberikan.
4. Menghormati Situasi
Hal yang tidak dikuasai banyak orang adalah kemampuan menghormati dan menempatkan diri ketika musibah menimpa orang lain. Jangan membuat yang terkena musibah menjadi terbebani oleh reaksi maupun ucapan Anda yang mungkin bisa membuat situasi menjadi tidak nyaman atau semakin buruk.
Kalimat istirja atau “inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” adalah ucapan mendengar musibah yang dianjurkan dalam Islam. Umat Islam juga dianjurkan membaca doa ketika mendapatkan musibah. Musibah adalah kepastian, selalu persiapkan diri Anda untuk menghadapinya karena musibah bisa datang tidak terduga.