Skema manasik haji merupakan serangkaian simulasi ibadah haji yang dilakukan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Kegiatan ini bertujuan membekali calon jemaah dengan pemahaman mendalam tentang tata cara dan rangkaian ibadah haji.
Sebagai persiapan menuju Tanah Suci, calon jemaah haji biasanya mengikuti manasik haji 8-12 minggu sebelum keberangkatan. Dalam kegiatan ini, ustadz, ustadzah, atau muthowif akan membimbing mereka untuk berlatih menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji..
Panduan Lengkap Skema Manasik Haji
Supaya ibadah di Tanah Suci berjalan khusyuk dan penuh makna, para calon jamaah haji perlu memahami serta mempraktikkan seluruh rangkaian manasik haji berikut ini:
1. Mengenakan Ihram
Ihram merupakan awal dari rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan mengenakan pakaian khusus. Bagi laki-laki, pakaian ihram terdiri dari dua kain putih yang tidak dijahit. Kain ini dikenakan untuk menutupi pundak dan bagian bawah punggung, mirip seperti mengenakan sarung.
Sementara itu, bagi perempuan, pakaian ihram juga memiliki aturan tertentu. Mereka wajib mengenakan pakaian yang menutup seluruh aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Disunnahkan bagi perempuan untuk mengenakan kain ihram berwarna putih.
Ketika mengenakan pakaian ihram, calon jamaah diwajibkan menghindari berbagai perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat. Beberapa di antaranya adalah mengucapkan kata-kata kasar, bersetubuh, memotong rambut atau kuku, serta membunuh hewan.
2. Melafalkan Niat Ihram Haji
Pelaksanaan manasik haji memiliki ketentuan yang sangat diperhatikan, salah satunya adalah niat. Niat haji harus dilafalkan secara langsung dan tulus ikhlas karena Allah SWT.
Penting untuk diingat bahwa niat haji tidak boleh ditunda-tunda dan harus diucapkan paling lambat pada tanggal 9 Dzulhijjah di miqat yang telah ditentukan. Sebelum melafalkan niat, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan, yaitu mandi besar, berwudhu, mengenakan pakaian ihram.
Berikut bacaan niat Ihram Haji:
نَوَيْتُ الْحَجَّ والعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu al-hajja wal ‘umrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat melaksanakan haji sekaligus umrah dan berihram karena Allah SWT.”
3. Membaca Talbiyah
Dalam rangkaian ibadah haji, kita dianjurkan untuk senantiasa mengulang bacaan talbiyah. Bacaan ini sangat dianjurkan untuk diucapkan berulang-ulang selama perjalanan menuju Baitullah. Tidak hanya saat berjalan di jalan yang datar, tetapi juga saat menanjak atau ketika berada di dalam kendaraan.
Berikut bacaan Talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَاشَرِيْكَ لَكَ
Labbaik allahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wanni’mata laka wal mulk laa syarika laka..
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilanMu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu. Sungguh segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
4. Wukuf di Arafah
Skema manasik haji berikutnya adalah melakukan simulasi wukuf di Padang Arafah. Wukuf merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang sangat penting, dimana para jamaah berkumpul di Padang Arafah untuk berdzikir dan berdoa.
Ibadah ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari waktu dzuhur hingga menjelang maghrib. Ini merupakan salah satu ritual yang paling sakral, di mana seluruh jamaah haji berdiam di Arafah, serta memperbanyak doa dan zikir kepada Allah SWT.
5. Mabit di Muzdalifah dan Mina
Setelah melaksanakan ibadah wukuf di Arafah, rangkaian ibadah haji berikutnya adalah mabit di Muzdalifah. Mabit, yang dalam bahasa Indonesia berarti bermalam, merupakan salah satu rukun haji yang wajib ditunaikan oleh setiap jamaah.
Setelah selesai bermalam di Muzdalifah, jamaah haji kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina. Di tempat ini, mereka akan melaksanakan ibadah mabit selama tiga hari, yakni pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah.
6. Lempar Jumrah
Salah satu skema manasik haji yang wajib dipelajari adalah simulasi lempar jumrah. Proses melempar jumrah memiliki tata cara yang spesifik dan harus diikuti dengan benar. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah cara melempar batu kerikil.
Jamaah perlu memahami bahwa ketika melempar jumrah, batu kerikil tidak boleh dilempar sekaligus melainkan harus dilempar sebanyak tujuh butir setiap kali ke arah jumrah. Lemparan ini harus dilakukan dengan tangan sendiri, tidak boleh menggunakan alat bantu.
7. Thawaf Ifadah
Selain melakukan beberapa tahapan sebelumnya, salah satu amalan yang sangat penting adalah melakukan tawaf. Tawaf merupakan ibadah yang mengharuskan setiap jamaah haji untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran secara berlawanan arah jarum jam.
Titik awal tawaf dimulai dari Hajar Aswad, kemudian dilanjutkan mengelilingi Ka’bah hingga kembali ke titik awal. Tawaf ifadah sendiri wajib dilaksanakan setelah jamaah haji menyelesaikan rangkaian ibadah lempar jumrah.
8. Sa’i
Sa’i adalah salah satu rukun utama dalam ibadah haji yang wajib dilakukan setelah menyelesaikan tawaf. Ibadah ini dilakukan dengan berjalan kaki atau berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah.
Untuk memudahkan jamaah memahami jarak antara bukit Shafa dan Marwah, alat peraga manasik haji bisa digunakan sebagai simulasi dalam skema manasik haji. Dengan alat ini, jamaah dapat merasakan dan memperkirakan seberapa jauh jarak yang harus ditempuh selama melakukan Sa’i.
9. Tahallul
Tahapan akhir dalam rangkaian ibadah haji adalah tahallul, yang menandai berakhirnya masa ihram. Tahallul dalam ibadah haji terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahalul pertama dan tahalul kedua.
Tahallul pertama menandai selesainya rangkaian ibadah haji dengan tiga macam urutan haji. Melempar Jumrah Aqabah dan mencukur rambut; thawaf ifadhah, sa’i, dan mencukur rambut; serta thawaf ifadhah, sa’i, dan melempar Jumrah Aqabah.
Tahalul kedua dilaksanakan setelah jamaah haji menyelesaikan rangkaian ibadah. Tahapan tersebut meliputi melempar Jumrah Aqabah, mencukur rambut, melakukan tawaf ifadah, dan sai.
Manasik haji merupakan simulasi ibadah haji yang harus diikuti sebelum berangkat ke Tanah Suci. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada calon jemaah tentang tata cara pelaksanaan haji yang benar.
Mulai dari persiapan ihram, wukuf di Arafah, melempar jumrah, tawaf ifadah, dan sa’i, semua tahapan akan dilatihkan secara detail. Dengan mengikuti skema manasik haji, Anda akan memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan lancar.